JAKARTA - Komisi X DPR RI akhirnya menerima naturalisasi pemain sepak bola Timnas Indonesia atas nama Jordi Amat dan Sandy Walsh usai adanya permintaan dari masyarakat dan supporter sepak bola. Jordi Amat merupakan seorang keturunan Indonesia yang lahir dan besar di Barcelona, Spanyol. Pemain sepak bola berusia 30 tahun itu mengaku memiliki darah Indonesia dari neneknya. Sementara Sandy Walsh lahir di Belgia dari ayah kelahiran Inggris keturunan Irlandia, dan ibunya kelahiran Swiss-Belanda keturunan Indonesia.Â
Â
“Jadi hari ini merupakan jawaban kepada para supporter-supporter di Indonesia yang kemarin mendesak kami untuk segera meloloskan naturalisasi. Sekali lagi selamat datang Jordi Amat, Selamat datang Sandy Walsh dan tetap berjuang untuk Indonesia, ” ungkap Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf dalam Rapat Kerja Komisi X bersama Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis (1/9/2022).
Â
Dede menilai naturaliasi pemain ini merupakan hal yang penting, sehingga Timnas bisa masuk ke laga final. Maka sebab dari itu, dirinya menghargai dan menerima Jordi Amat dan Sandy Walsh untuk menjadi pemain naturalisasi Indonesia. “Tinggal Shayne Pattynama, di sini ada presentasinya, tetapi tidak diusulkan hari ini. Itu juga Jadi pertanyaan kawan-kawan supporter. Apa yang membuat Shayne Pattynama ini tidak diusulkan, ” lanjut Dede.
Â
Politisi Partai Demokrat itu menilai, apabila menunggu keputusan naturalisasi Shayne Pattynama, dikhawatirkan hal itu terlalu mepet dengan laga pertandingan Timnas Indonesia yang akan dilaksanakan sekitar pada 20 September 2022 mendatang.  Hal lainnya yang disoroti oleh Dede yakni dirinya meminta Menpora agar mencari informasi terkait alasan supporter sepak bola seluruh Indonesia menginginkan naturalisasi pemain dipercepat serta keunggulan apakah yang dimiliki dari sebagian besar pemain naturalisasi dibanding pemain Indonesia.
Â
“Ini kita perlu dicari tahu dan di bidang sport science, ini harus dipelajari kita tahu pelari marathon di seluruh dunia justru yang paling kuat itu adalah orang dari Senegal, Somalia dan lain-lain. Lalu kemudian kita lihat pemenang pemenang UFC. UFC sekarang itu banyak dari Rusia, tetapi kita juga harus melihat bahwa ada yang mix ini ternyata (pemain naturalisasi) memiliki kemampuan-kemampuan lainnya, ” terang Dede.
Â
Di akhir, dirinya berharap nasib para atlet di Indonesia dapat dipikirkan bersama, seperti jenjang karier, masa depan dan hal terkait kesejahteraan lainnya. Menurut Dede, prestasi pemain Indonesia tidak boleh hanya bermain per satu musim saja, namun bagaimana dalam 10 tahun ke depan tetap memperkuat Indonesia. “Di luar negeri, pemain kita, pemain Indonesia pemain dari negara-negara lain, begitu dia masuk klub sepakbola itu sudah jelas jenjang kariernya akan seperti apa, ” tutup legislator dapil Jawa Barat II tersebut. (hal/sf)